Senin, 22 Maret 2010

Beginilah keadan stadion 17 mei banjarmasin

PENGELOLA kebersihan dan perawatan Stadion 17 Mei Banjarmasin mengaku bila tiap laga Barito Putera pada Divisi I Liga Indonesia 2009/2010, mendapat pemasukan dari sewa lapangan sebesar Rp 2 juta.

Dana tersebut itu sebenarnya tak mencukupi untuk keperluan konsumsi anak-anak gawang, biaya pembelian cat kaleng untuk garis lapangan pertandingan dan konsumsi 16 orang petugas kebersihan.

"Tiap laga Barito Putera, kami bekerja hingga malam hari untuk membersihkan sisa sampah bekas makanan dan minuman para penonton di tribun dan sekitar lapangan," ujar H Jali, sang koordinator.

PNS di Sekretariat Daerah Pemprov Kalsel itu mengungkapkan bila untuk mencukupi biaya perawatan kebersihan, pihaknya menggunakan dana pemberian sejumlah klub sepak bola yang berlatih dan donatur.

"Pemain sepak bola dari kalangan wartawan, biasanya latihan setiap Selasa dan Sabtu. Kadang mereka memberi uang Rp 100 ribu untuk petugas kebersihan," ujar Jali lagi.

Secara pasti dia tidak mengetahui berapa jumlah pemasukan dari klub yang meminjam stadion itu. Tapi seingat Jali biayanya habis dipakai untuk konsumsi petugas kebersihan dan perawatan rumput lapangan.

Menurutnya, pengelola baru saja menanam rumput gajah mini di lapangan sepak bola yang tandus. Mereka membeli dari Tanahlaut dengan harga Rp 15 per meter.

"Kalau rumput Manila King tak cocok untuk tanah stadion dan sering rusak serta tercabut kalau diinjak," imbuh pria bertubuh gemuk itu.

Pengeluaran lainnya untuk beli bahan bakar alat pemotong rumput di stadion, karena tiap hari mesin tersebut digunakan untuk meratakan rumput yang sudah tinggi.

Jali mengakui stadion tak memilki penerangan memadai untuk melaksanakan pertandingan di malam hari karena kapasitas KWHnya hanya 450 ribu watt.

"Untuk keperluan pertandingan harus menggunakan empat buah lampu sorot yang berkekuatan 5 ribu watt. Jadi perlu tambahan daya listrik 20 ribu watt kalau ingin pertandingan di malam hari," jelas Jali.

Salah satu petugas kebersihan stadion, Arul, mengaku bekerja keras harus mengumpulkan bekas gelas air meneral tiap laga Berito Putera. "Banyak sekali. Pernah sampai tiga drum," sebut Arul yang sampai harus ditemani sang istri.

Gelas bekas air mineral itu dikumpulkan dan dibersihkannya kemudian dijual kembali kepada penjaja makanan dan minuman. Dia juga terkadang menjual anjing liar dan ular yang nyasar masuk Stadion 17 mei Banjarmasin di bilangan Jalan Veteran.

"Lumayan buat tambahan biaya," ujar pria yang hobi memelihara anjing pelacak itu saat bersama istrinya menyapu dan mengumpulkan bekas potongan rumput stadion.

(ii)


Syarat Stadion Divisi Utama Liga Indonesia
- Rumput lapangan rata, tidak bergelombang
- Penerangan untuk pertandingan malam
- Ruang ganti pemain ber-AC
- Punya ruang khusus pers
- Punya drainase agar lapangan cepat kering saat hujan
- WC dan kamar mandi yang memadai


Kondisi Terkini Stadion 17 Mei
- Lapangan bergelombang, rumput tidak merata
- Tak punya lampu untuk laga malam hari
- Ruang ganti pemain dan wasit tidak terawat
dan tanpa AC
- Tak memiliki ruang konperensi pers
- Drainase lapangan tidak bagus
- Toilet dan kamar mandi tidak bagus

0 komentar:

Posting Komentar